Aku ingin kita bisa saling bercerita apa pun yang ingin kita
ceritakan, seperti dulu. Saling memperhatikan, meski kita terpisahkan jarak
yang begitu jauh, meski kita tak saling beradu pandang. Tapi kenapa seakan
beberapa waktu yang lalu antara kau dan aku seperti ada tembok besar yang
menghalangi, menghalangi kita untuk saling bertukar cerita, saling meminjamkan
bahu hanya untuk saling mengerti kesulitan-kesulitan dan kebahagiaan yang kita
rasakan.
Aku merindukan hal itu, ketika aku mampu mencurahkan air mataku
dihadapanmu aku merasa hanya kau yang mengerti. Aku rasa hanya kau yang paling
mengerti dengan sedalam hatimu.
Apa harus kita mencuri waktu untuk saling berbagi?, berada
ditempat yang nyaman untuk merasakan betapa indahnya dunia ini jika setiap hari
beban yang kita miliki bisa segera terlepas dengan senyuman, senyuman manis
yang terbentuk tulus dari bibir kita.
Aku merindukan hal-hal dimana kita berselisih hanya karena
saling lupa untuk bertukar kabar meski itu hanya satu hari.
Dulu, ketika kita saling bertautan suara, aku terdiam karena
seseorang juga berbicara di antara kita, kekasihmu. Aku ada di antara kau dan
kekasihmu, aku seperti wanita tersembunyi yang tak harus diketahui
keberadaannya, aku seperti wanita gelap di hubungan asmaramu.
Tapi tidak, aku bukan wanita seperti itu, aku dan kau ada,
berdua, dan hanya kau dan aku yang tau.
Kamu ingat?, dulu kita memiliki janji dan kesepakatan,
kesepakatan bahwa kita akan selalu seperti ini. Tapi, Sepertinya kita sekarang
sedikit berbeda ya?.
Perlahan, tembok itu mampu kita runtuhkan setelah untuk waktu
yang cukup lama kita singkirkan ego kita untuk seseorang dan untuk sesuatu yang
lebih penting dalam hidup kita dan hati kita.
Kita, kau dan aku, berusa untuk mengerti dan berusaha untuk
bisa seperti ini, ada jarak di antara kita, mungkin sedikit lebih jauh, karena
tembok itu tidak bisa kita runtuhkan sepenuhnya. Biarkan jarak dan tembok itu
ada di antara kita.
Suatu saat nanti, ketika kita saling dimiliki seutuhnya oleh
seseorang kita akan saling tidak menyapa, dan sedikit melupakan, perlahan,
perlahan dan perlahan. Kita hanya akan menjadi sebaris cerita.
Tetaplah seperti ini, karena kita saling mengerti meski kita
tidak berucap, berusahalah untuk saling bahagia dengan kehidupan yang kita
pilih, , , , semangat Abang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar